Setumpuk Luka di Kedai yang Gempita




Kopi itu tanpa gula, seperti biasa. Namun, ternyata rasanya lebih pahit dari biasa. Dua porsi makanan di meja. Gurih makaroni keju dan pastry keju bersalut cokelat.

Ketika aku tiba, kedai riuh oleh bincang bersahutan dari lima kepala. Celoteh dan langkah lincah dua anak kecil turut jadi warna. Jadikan suasana gegap gempita. Alunan musik jazz yang jadi pengiring pun sisakan gaung samar.

Demi bisa mendapatkan senyap, mari sumpal telinga dengan earphone saja. Diiringi petikan gitar khas Depapepe, grup musik Jepang yang kamu kenalkan padaku dulu. Mata dan kepala berusaha fokus ke arah guratan Dee Lestari dalam Tanpa Rencana, namun suara dua balita itu tetap mendistraksi.

Hatiku luka lagi hari ini. Entah sudah seberapa tinggi tumpukannya kini.

Sekarang, menumpuk luka menjadi kebiasaan baru. Tak perlu bersikeras mencari obatnya, alihkan saja dulu. Lalu, biarkan ia sembuh satu-satu seiring waktu.

Tunggu. Catatan ini bukan tentang kamu, apalagi perasaan lama yang tak kunjung usang itu.

Ini soal aku, perempuan jelang umur tiga tiga, yang menyamar jadi gadis remaja. Berlagak jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada sosok musisi berbakat nan rupawan yang kini berusia empat dua.

Sebab, sejak kamu putuskan meretas jarak dan pertemuan, berlari jadi pilihan. Dan Tuhan mengarahkanku untuk beralih pada rocker manis berambut gondrong itu.

Hatiku luka lagi hari ini. Rencana bertemu langsung dengan sang musisi menguap sudah. Mengabur bersama pengap udara dan derai airmata.

Kini, hanya kilasan cerita mereka yang bisa kutontoni dari sini. Mereka yang bahagia, karena interaksi dengan lelaki itu benar-benar terjadi.

Namun, sesungguhnya luka itu mulai tercipta sejak kamu pergi.
Dan kemudian aku sadar, tak ada lagi yang sungguh menopangku untuk teguh berdiri bersama mimpi-mimpi.

Tapi, sejak awal mengenalmu, bahagiamu jadi tujuan paling satu. Maka, tak apa. Biar saja jarak itu merenggang begini. Pergilah, jika memang itu bisa membuatmu lebih bahagia.

Kini, aku kembali pada segelas kopi pahit dan makaroni keju yang mendingin. Semoga tumpukan luka ini sedikit mendingan, nantinya.[]

23 Februari 2025

Posting Komentar

0 Komentar