"Dengar lagu lama ini katanya
Ijinkan aku pulang ke kotamu
Ku percaya selalu ada
Sesuatu di Jogja..."
-Adhitia Sofyan, Sesuatu di Jogja
Baru saja, saya menonton penampilan Adhitia Sofyan menyenandungkan lagu ini di acara Tonight Show NET TV. Rasanya sedikit takjub, sebab jarang sekali Mas Adhit tampil di televisi. Kalau saya tak salah, satu-satunya stasiun TV yang pernah mengundangnya hanya NET saja.
Ijinkan aku pulang ke kotamu
Ku percaya selalu ada
Sesuatu di Jogja..."
-Adhitia Sofyan, Sesuatu di Jogja
Baru saja, saya menonton penampilan Adhitia Sofyan menyenandungkan lagu ini di acara Tonight Show NET TV. Rasanya sedikit takjub, sebab jarang sekali Mas Adhit tampil di televisi. Kalau saya tak salah, satu-satunya stasiun TV yang pernah mengundangnya hanya NET saja.
Saya pun mengenal Adhitia Sofyan pertama kali lewat tembang ini, dua tahun lalu. Aransemen dan vokalnya yang sederhana, dipadu lirik penuh makna membius indera dengar saya seketika. Di YouTube, video-audio Sesuatu di Jogja telah ditonton 11 juta orang.
*
Hmm... lagi-lagi Jogja. Bicara kota ini rasanya tak pernah kenal ujung. Segala hal dari kota ini bisa jadi bahasan. Mulai dari panorama, aneka wahana wisata, makanan khas, hingga sudut-sudut kotanya yang konon simpan banyak kenangan. Terutama ketika musim hujan tiba. Hingga, banyak lagu dan buku yang tercipta dengan namanya. Ah, di detik ini tiba-tiba saya ingat judul cerpen karya saya semasa SMA. Hujan Cinta di Langit Yogya.
Saya sudah beberapa kali ke Jogja. Namun, kunjungan paling berkesan adalah pada saat H+3 Lebaran tahun lalu. Sebab, pagi itu, saya bisa naik ojek online menuju Malioboro, lalu berjalan kaki mengelilinginya bersama Ibu. Berdua saja. Sempat pula membeli sejumlah cinderamata dari pedagang kaki lima di sana.
Entahlah. Meski hanya sesederhana itu, kenangannya masih membekas hingga kini. Ingin rasanya mengulang lagi.
*
Kata, kota, dan segala yang terkait dengan Jogjakarta sepertinya memang punya kesan tersendiri bagi setiap orang. Begitu pula untuk saya. Ada rasa aneh dalam benak; semacam hangat dan rindu, tiap kali mendengar kata Jogjakarta dan segala yang terkait dengannya.
Memori tentang Jogja kembali hadir saat kereta api yang saya tumpangi berhenti sejenak di Stasiun Tugu, pada perjalanan ke Bandung sebulan lalu. Membaca plang namanya saja, ada rasa rindu pada kota itu. Sempat terbesit di pikiran untuk turun di sini saja dan tidak usah ikut ke Bandung. Hehehe.
Begitu pula saat minggu lalu bertandang ke kafe buku milik seorang teman. Mata saya tertarik pada sebuah buku di rak paling atas. Meski kertasnya telah memburam dan robek di beberapa bagian, tetap saya pinjam dan bawa pulang sementara.
Tahukah apa judulnya? Yogyakarta.
Berlebihan ya? Tapi memang itu yang saya rasakan.
Berlebihan ya? Tapi memang itu yang saya rasakan.
loading...
*Mantera apa, entah yang istimewa. Ku percaya, selalu ada sesuatu di Jogja.* Termasuk ragam rasa yang dirasa tiap kali mendengar kata dan segala tentang kotanya.
Dan lirik "lagu lama" yang dimaksud dalam potongan lirik lagu Adhitia Sofyan tadi pastilah tembang Yogyakarta karya Kla Project.
"Ijinkanlah aku untuk selalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu nan abadi..."
-Kla Project, Yogyakarta
Bagi kalian, rasa mana yang pernah ditawarkan oleh Yogyakarta?[]
*dari Sesuatu di Jogja oleh Adhitia Sofyan.
1 Maret 2020
Adinda RD Kinasih
Sumber Gambar:
Dok. Pribadi.
Screen captured of Instagram @indiemusic86.
Foto di depan Stasiun Tugu diabadikan Desember 2016.
loading...
0 Komentar